Senin, 31 Juli 2016 .
Saat ini aku
sedang berada di kamar, duduk di atas lantai, sambil mengetik apapun yang ingin
aku ketik dengan leptopku yang berada di atas meja lipat.Tidak banyak hal yang
terjadi hari ini, hanya saja aku merasa sedih. Perasaan ini sulit sekali aku
jelaskan, untuk sekedar cerita ke teman aku tidak bisa. Aku tidak tau bagaimana
mendeskripsikan rasa sedih ku ini, ini aneh. Aneh kerana dadaku sesak, dan
anehnya lagi aku tidak bisa menangis. Padahal dengan keluarnya air mata aku
rasa perasaanku akan menjadi lebih baik. Tapi ini tidak, perasaan ini aneh, aku
merasa menyesal dan kecewa tanpa sebab. Aku belum tau apa penyebabnya, aku
merasa ada perasaan tidak lega di dada ini. Ada emosi yang bercampur aduk, aku
ingin marah, ingin menangis, ingin pergi, ingin mengulang semuanya dan aku
ingin merasa ada. Aku menyesal telah mengenal beberapa orang yang tidak ingin
aku sebutkan namanya, aku menyesal, aku kesal, aku kecewa, aku ingin sekali
mengulangnya dari awal kita bertemu, aku tidak ingin dekat dengan mereka.
Aku sangat cuek dengan sekitarku, dengan sekelilingku terkadang kamarku berantakan, dan aku tidak terganggu dengan itu. Awalnya aku hanya coba-coba saja untuk menjadi “cuek” lama kelamaan ini menjadi sebuah kebiasaan. Aku kira aku akan bahagia, ternyata tidak semudah itu. Aku hanya selalu bilang “bodo amat” padahal nyatanya aku tetap kepikiran tentang hal yang aku sebut “bodo amat”. Aku takut untuk percaya kepada orang-orang. Aku takut terlalu dekat dengan mereka, tapi pemikiran ini hanya membuatku kesusahan sendiri, aku jadi merasa bahwa aku tidak memiliki teman, aku merasa bahwa aku hanya sendirian. Bahkan dirumah sekalipun, aku tidak pernah curhat kepada ayah, umi(ibu tiriku), dan rafiq (adikku). Bahkan sewaktu mama masih hidup, aku masih segan untuk curhat kepadanya.
Aku selalu merasa bahwa aku ini sendirian, aku selalu menjaga jarak agar mereka(teman-temanku) tidak mengetahui aku yang sebenarnya. Salah memang. Iya aku tau. Aku takut saat mereka tau bagaimana aku yang sebenarnya, mereka akan menjauh, karena aku yang sebenarnya tidak seasik sisi yang ku perlihatkan kepada mereka.
Aku sangat cuek dengan sekitarku, dengan sekelilingku terkadang kamarku berantakan, dan aku tidak terganggu dengan itu. Awalnya aku hanya coba-coba saja untuk menjadi “cuek” lama kelamaan ini menjadi sebuah kebiasaan. Aku kira aku akan bahagia, ternyata tidak semudah itu. Aku hanya selalu bilang “bodo amat” padahal nyatanya aku tetap kepikiran tentang hal yang aku sebut “bodo amat”. Aku takut untuk percaya kepada orang-orang. Aku takut terlalu dekat dengan mereka, tapi pemikiran ini hanya membuatku kesusahan sendiri, aku jadi merasa bahwa aku tidak memiliki teman, aku merasa bahwa aku hanya sendirian. Bahkan dirumah sekalipun, aku tidak pernah curhat kepada ayah, umi(ibu tiriku), dan rafiq (adikku). Bahkan sewaktu mama masih hidup, aku masih segan untuk curhat kepadanya.
Aku selalu merasa bahwa aku ini sendirian, aku selalu menjaga jarak agar mereka(teman-temanku) tidak mengetahui aku yang sebenarnya. Salah memang. Iya aku tau. Aku takut saat mereka tau bagaimana aku yang sebenarnya, mereka akan menjauh, karena aku yang sebenarnya tidak seasik sisi yang ku perlihatkan kepada mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar