Minggu, 29 September 2019 [6.27 PM]
Tidak terasa sudah dua hari aku merasa kelelahan, aku terus tergeletak di atas kasur, keluar kamar hanya untuk makan-minum, solat, dan ke toilet. Saat aku bangun tidur, aku selalu ingat ayah yang memarahi dan membentakku bahkan memegang dengan keras kedua lenganku untuk menyuruhku berhenti menangis dua hari yang lalu, dan mengungkit masa lalu saat aku ikut mama ke palembang, jujur dada ku tambah sesak saat itu, air mataku makin mengalir deras, dan ayah malah mengeluarkan ikat pinggang, memaksa ku untuk diam, aku mencoba, tapi tangisanku malah makin menjadi-jadi.
Padahal awalnya aku sudah bilang, bahwa aku menangis hanya karena kelelahan-- bukan karena marah dengannya, mungkin. Namun, dia malah berucap hal-hal yang malah membuat aku merasa menyesal telah terlahir, sempat berpikir tidak ada lagi yang sayang denganku, ayahku sendiri selalu mengungkit hal-hal yang telah dia berikan pada ku. Apakah orangtua pantas memperlakukan anaknya seperti itu? jika dia saja tidak memberi contoh untuk memperlakukan orang dengan baik, bagaimana aku sebagai anak bisa bersikap ramah dan dekat dengan dia. Aku jadi takut dan tidak mau menatap ayah lagi kalau salim atau bertemu dengannya di rumah. Sempat berpikir lagi untuk bunuh diri, karena apa? karena aku merasa tidak ada yang lagi yang menyayangiku, untuk apa lagi?. Tapi aku mau melakukan banyak hal-hal yang bermanfaat dulu untuk sekitarku, untuk kemudian meninggal dengan tenang.
Dari dulu aku selalu takut, dan tidak bisa sedekat itu dengan ayah, tidak seperti ayah-anak pada umumnya. Karena itu, ketika mereka bercerai aku lebih memilih ikut mama. Sekarang luka itu seperti terus ada, aku ingin pergi jauh dari sini. Aku tidak punya sosok seperti mama, yang membantu aku menyelesaikan masalah, menenangkan, dan mendukungku. Setiap aku bercerita aku ingin melakukan ini itu, selalu saja ada kata-kata menjatuhkan dari ayah. Seperti tidak yakin, dan bodohnya aku mengiyakan, jadilah diriku yang sekarang yang tidak bisa berkembang, yang penakut, karena selalu dilarang lakukan ini dan itu, sekarang aku menyesal, kenapa aku dari dulu gak ikut organisasi, atau lomba walau harus pulang malam, gak perlu takut di omelin ayah.
Aku iri sama teman-temanku yang bisa dekat dengan orangtuanya, tanpa takut, tanpa adanya trauma, tanpa merasa canggung, dan merasa aman. Aku sedih :(
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar